Sabtu, 24 Desember 2011

Negeri ku

Negeri ku, warisan para raja dan sultan yang gagah berani dan berperilaku bijaksana. Negeri gemah ripah lohjinawi yang membuat iri. Semua orang di bumi ini pingin menikmati hijaunya sayuran, hangatnya palawija  serta betapa nikmatnya nasi pulen dari negeri yang berlimpah padi ini.
Negeri ku, yang dilukis dengan tinta warna-warni bidadari, betapa indahnya, sepanjang mata memandang, lautan yang membiru, gunung-gunung berdiri gagah bak pengawal bumi persada serta hamparan sawah yang menguning dan hijau royo-royo. Indah mu membuat iri, semua bangsa ingin menikmati dan diam-diam ingin menguasai.
Negeri ku, yang dikhayalkan para petualang sejati. Mereka menuliskan berribu-ribu lembar dan sekian puluh juta kata-kata, bahwa negeri ku konon, bagian benua yang hilang. Gunung-gunung purba dan danau -danau adalah saksinya, meski misteri itu belum terpecahkan. Mereka penasaran, mereka datang dan pergi untuk menelusuri pengetahuan bumi ini hingga kini.
Negeri ku, yang dilimpahi emas perak dan timah. Kaum serakah dari belahan dunia nun jauh di sana, terus berusaha untuk menggali dengan serakahnya, hingga tak tersisa. Kandungan energi yang sedemikian besar, tentu saja membuat iri semua bangsa. Mereka berlomba untuk menyedot sekuat-kuatnya energi itu, demi kelangsungan hidup rakyat mereka bukan rakyat kita.
Negeri ku, kau membuat iri banyak negeri. Kini, kau sedang diperdaya dan terus dincar untuk ditaklukkan untuk direbut karena kau adalah sumber kehidupan bagi banyak orang.

Sabtu, 03 Desember 2011

Menyoal Banjir dan Rob Kota Semarang

Nopember tahun ini, curah hujan sudah sedemikian deras. Langit mendung pekat, pertanda hujan akan turun deras. Semarang pagi itu, sudah di kepung mendung. Perkiraan tengah hari hujan akan mengguyur Kota Semarang. Bila curah hujan bener-bener gede dan lama, Semarang, pasti akan tergenang. Hampir sebagian besar penjuru kota akan kebanjiran. Simpang Lima sebagai jantung kota pun akan tergenang cukup dalam. Dan pemandangan mobil atau kendaraan roda dua mogok di sekitar Simpang Lima adalah sebuah kelaziman ketika musim banjir tiba.
Semarang kali banjir, itu dulu. Sekarang, Semarang kotanya banjir. hehee... jadi kalinya sudah meluap, tidak mampu menampung limpahan air hujan. Atau, mungkin ada yang salah dengan tata kelola sistem pengairan /drainase Kota Semarang.
Era jaman kolonial, Pemerintah Hindia Belanda sudah memahami topografi kota warisan Kanjeng Sunan Pandanaran, sebagai kota bawah memiliki potensi sebagai daerah banjir. Maka, dibuatlah kanal-kanal sehingga aliran air dari Semarang atas akan mudah mengalir keseluruh penjuru Kota yang semuanya bermuara ke Laut Jawa. Sub-sub drainase di tengah kota juga sedemikian rapi, sehingga kota diusahakan tidak tergenang alias kebanjiran.
Drainase - drainase peninggalan masa lalu itu, seperti sengaja dikubur sehingga keberadaannya seperti tidak ada dan tak pernah ada. Akibatnya, drainase sebagai urat nadi jalannya air menuju ke muara sungai menjadi tersendat. Drainase itu sudah penuh lumpur yang tidak pernah dikeruk atau sudah ditimbun dan diganti dengan drainase baru yang lebih sempit dan dangkal. Praktis, ketika tidak dapat menampung debit air, maka air itu akan meluap ke jalan-jalan atau kampung-kampung yang lebih rendah.
Program Drainase Bersih 
Era Walikota Sumarmo, drainase-drainase yang lama tertutup dan penuh lumpur mulai dikeduk dinormalkan kembali. Upaya ini adalah awal sebuah perbaikan sistem drainase kota. Sayang, ketika program ini bersentuhan dengan daerah atau pusat perekonomian, pemkot  terkesan agak mengalah dengan para pelaku ekonomi di daerah itu. Saat ini, mestinya demi kepentingan publik dan kenyamanan semua masyarakat, justru mereka yang diminta untuk mengerti. Bahkan bila perlu mereka diminta untuk berpartisipasi aktif dengan mengeruk lumpur yang ada di depan usaha mereka.
Kali Banjir Kanal Barat, sentuhan utama, dengan membangun kembali sungai terbesar di Semarang ini, memang sangat mengesankan. Selain terlihat lebih luas, sungai ini ke depan akan dijadikan sebagai tempat wisata. Namun yang terlebih utama adalah Banjir Kanal dapat mengurangi banjir di Semarang.
Program kali bersih, merupakan upaya lainnya untuk mengatasi banjir. Sungai-sungai kecil yang ada di Semarang jumlahnya cukuplah banyak, bila masyarakat tidak turut aktif membantu atau menyukseskan kali bersih, rasanya sulit, Semarang bebas dari banjir.
Pesan pada Pemkot, pokoknya jangan bosan melakukan pengerukan sungai-sungai dan drainase-drainase di semua penjuru kota. karena sungai-sungai yang ada rawan terjadinya pendangkalan akibat kiriman lumpur dari daerah atas dan itu adalah alamiah. Maka janganlah bosan mengeruk lumpur di sungai-sungai.
Pasar Johar  Rob dan Banjir
Pasar Johar, sebagai sentral perekonomian masyarakat Semarang, keberadaannya mulai kritis. Ini karena rob dan banjir sudah merambah di tengah-tengah pasar. Sistem drainase pasar Johar sudah sangat buruk. Maka, selayaknya Pemkot dan pedagang Pasar Johar bekerja sama mengatasi masalah ini. Bila tidak, maka tahun-tahun mendatang, sangat mungkin pasar induk ini akan ditinggalkan oleh konsumennya. Karena sudah tidak memberi kenyamanan pedagang dan konsumennya.
Betapa tidak nyamannya, ketika air rob sudah di atas mata kaki orang dewasa. Ketika banjir, air keruh dan bau keluar dari drainase-drainase yang lama tak terurus. Kondisi seperti ini, sangat tidak mungkin konsumen bersedia untuk sekedar berjalan-jalan ke Pasar Johar apalagi berbelanja.

Selasa, 01 November 2011

Miskin Kultural

Tidak ada sesuatu yang sukses dilewati dengan cara-cara yang instan. Aral melintang, cobaan dan ujian silih berganti. Dari mulai rasa kecewa, tidak yakin menjalani usaha, terlalu menghitung resiko dan yang paling parah, ternyata kita malas untuk berusaha. Pasti, tidak akan pernah berhasil.
Kalimat pendek " Berani Melangkah" adalah kata kunci utama untuk menuju sukses. Orang Jawa senantiasa mengatakan "kalah cacak menang cacak" merupakan ungkapan semangat untuk memulai sesuatu tanpa melihat resiko yang belakangan akan dihadapi dan terjadi.
Kesempatan sudah berada di depan mata. Bantuan Tossa (kendaraan beroda tiga) program PNPM Mandiri sudah diberikan. Sayang jika tidak mampu memanfaatkan secara maksimal. KSM yang ditunjuk ternyata kurang memberikan respon positif. Banyak alasan yang mereka kemukakan tentang keberatannya menjalankan Tossa sebagai usaha jasa angkut. Mereka terlalu menghitung resiko, tidak memiliki jiwa "kalah cacak menang cacak" sebagaimana filosofi Jawa memberikan pengajaran. Aku berdoa semoga saja mereka bukan karena malas.
Aku, berusaha memberikan teladan, perilaku posistip dengan cara, menjalankan Tossa, mencari order jasa angkut. Dan ternyata, laku juga, tidak seperti yang mereka khawatirkan. Masyarkat merespon dengan baik. Mereka bersedia menggunakan jasa angkut Tossa. Bukti itu, sudah menjadi alat untuk mementalkan argumentasi mereka, bahwa jasa angkut sulit untuk cari konsumen.
Aku berpikir, apa mereka memang sengaja untuk mementalkan program ini sehingga akhirnya dianggap tidak berhasil. Bisa jadi, semua serba mungkin terjadi. Jika itu yang jadi alasan, betapa piciknya berperilaku seperti itu.
Atau mereka memang malas. Kalau seperti ini, aku menyimpulkan, bahwa kondisi ini indikator adanya kemiskinan kultural. Yakni, orang-orang miskin yang memang memiliki kultrur , budaya dan kebiasaan yang buruk dalam bidang ekonomi. Mereka malas.
Mungkin terlalu tergesa-gesa untuk menyimpulkan, mereka malas, yang tepat, mereka kurang kerja keras, kurang motivasi atau kurang apapun. Aku berusaha dan mencoba memberikan motivasi. Ya memotivasi agar mereka mau bergerak menjalankan apa yang sudah ada di depan mata. Mereka tidak perlu pusing memikirkan modal. Mereka tidak perlu pusing dengan setoran. Mereka menjalankan Tossa untuk memenuhi kebutuhan mendasar sebagai manusia. Masih banyak yang perlu dikemukakan, tetapi semua kembali pada sikap mereka. Semoga semuanya berubah menuju arah yang positif.

Senin, 17 Oktober 2011

"Semarang Setara" menjadi sebuah slogan pada era kepemimpinan Walikota Sumarmo. Pembangunan fisik begitu sangat menonjol. Lapangan Simpang Lima sebagai ikon kota mendapat perhatian besar. Fasilitas umum terbesar ini mencoba untuk dikembalikan sebagaimana mestinya. Fasilitas olah raga mencoba untuk disediakan di lapangan Simpang Lima, tentu saja harapannya masyarakat dapat memanfaatkan untuk kegiatan olah raga. Area untuk pejalan kaki diperlebar sehingga menambah kenyamanan bagi pejalan kaki. Lapangan di jantung kota Semarang ini kelihatannya akan memberi kenyamanan yang sebelunya belum pernah di dapat. Karena harus berebut dengan para pedagang kaki lima. Pembangunan lainnya adalah normalisasi sungai Banjir Kanal Barat. Mulai pada sebelah selatan hingga menuju muara sungai, Banjir Kanal diperlebar dan ke depan akan dilengkapi fasilitas wisata air. Sementara, pada kanal-kanal kecil yang tersebar di tengah penjuru kota. Walikota Sumarmo juga memberi perhatian yang cukup strategis, yakni, mulai dilakukannya pengerukan-pengerukan, sehingga kanal-kanal tersebut kembali berfungsi sebagai saluran dalam kota sehingga Semarang tidak dikepung banjir. Pada penataan Pedagang Kaki Lima, Pemerintah Kota Semarang serius melakukan penataan. Hal ini terbukti dengan dibangunnya beberapa selter khusus PKL, seperti yang dibangun di kawasan Taman KB, sekitar Simpang Lima. Toh demikian, dalam penataan PKL ini, tetap saja sebagian merasa tidak puas. Khususnya yang terkena dampak dan tak tertampng pada area yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima. Bahkan sebagioan merasa diping-pong dengan kebijkan penempatan PKL yang berubah-ubah tempat.

Rabu, 05 Oktober 2011

tossa wisata

KSM Tossa Wisata dengan anggota lima orang, Harto sebagai ketua, Didot sebagai sekretaris dan Siska sebagai Bendahara serta dua anggota, Abrori dan Rochimin. Mereka memenuhi kriteria sebagai warga miskin, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Faskel PNPM Kelurahan Miroto. KSM mendapatkan dana sebesar Rp 28.800.000,-. Dana ini dibelanjakan sebagai proposal yang diajukan. Yakni, penggunaannya untuk membeli angkutan Tossa sebanyak dua unit. Dan salah satunya sudah direalisasikan dengan harga Rp 17.790.000 mendapatkan potongan Rp.300 ribu. Sementara yang tossa satunya, pembeliannya dengan cara kredit . Dengan uang muka sisa dari belanja. Dalam tabel daftar pinjaman dijelaskan, uang muka Rp 7,5 juta dengan cicilan sebanyak 36 kali, maka kewajiban membayar kredit sebesar Rp.500 ribu selama 36 bulan atau 3 tahun. Persoalan kredit inilah yang sedikit membawa pelik. Pasalnya, bila tidak memiliki kemampuan membayar selama tiga kali berturut-turut, pihak dealer akan meminta kembali barang kredit tersebut.

Rabu, 21 September 2011

Sulit

Pada kesempatan itu aku mengatakan pada mereka yang hadir, " Sekarang ini banyak orang pandai, tetapi sulit menemukan orang yang jujur." Mereka terdiam, tidak membenarkan omonganku juga tidak menyalahkan omongan ku. Nampaknya, mereka juga ragu, apakah dirinya itu  jujur atau tidak.
Sebenarnya omongan ku itu  spontan. Setelah mendengarkan laporan dari pengawas proyek, ternyata selama ini orang yang aku pandang memiliki dedikasi sosial yang tinggi, ternyata memark-up juga ketika membelanjakan barang yang harus disalurkan kepada masyarakat.
Seorang teman, yang berpredikat sebagai guru sekolah favorit, teryata bersilat lidah sebagai batas menyampaikan sebuah kelogisan dalam menerima proyek, selebihnya juga ngemplang juga. Kali ini yang dikemplang malah proyek kecilku. Nilainya ga' seberapa, senilai ratusan ribu rupiah saja, tetapi jika sebenarnya itu menjadi hak orang lain, kemudian diserobot tanpa permisi. Pastilah akan sedikit melukai perasaan.

Kamis, 08 September 2011

Puisi Buat : Na

Layaknya sebuah arak-arakan awan
pasti akan mengikuti kemana angin itu bertiup
ketika angin menuju ke utara dan menyisir pinggir pantai
maka, awan-awan pun akan menuju ke sana pula
awan-awan itu,
kadang menebal
kadang pula menipis
Tuhan, menjadikan awan sebagai teman setia sang angin
kemanapun angin pasti awan -awan akan mengiringi hingga
semua itu menjadi pertanda alami
aku pandang lekat-lekat setiap buliran bening dalam matamu yang dalam
aku katakan pula,
angin itu abadi, sinar matahari pun abadi
angin dan matahari senantiasa setia dengan janji masing-masing
angin dan matahari beriringan terus terusan sepanjang masa
hanya pada malam hari, sang matahari menuju peraduan
angin saja yang tetap menunggui dunia hingga sang matahari
kembali menyala-nyala memberi kehangatan

Indah nian ketika sesuatu yang melabuh dalamnya hati
bermetamorfosa seperti angin dan matahari
Indah nian ketika letupan-letupan kecil dalam labuhan hati menyapu sejuk
seperti embun pagi tersapu angin menjadi sepoi-sepoi menampik masing -masing hati yang
mennyala bagai hangatnya sinar matahari pagi




Rabu, 07 September 2011

Menikmati Idul Fitri Ala Semarangan

Idul Fitri tahun 2011
Selasa dan Rabu dua hari raya Idul Fitri tahun ini. Selasa Idul Fitrinya Muhammadiyah dan Rabu hari rayanya Pemerintah. Alhamdulillah, dinikmati saja. Bicara perbedaannya dua penetapan itu, sama halnya bicara berdebat masalah ayam dan telur lebih dahulu mana. Tak ada habisnya dan menghabiskan energi.
Menikmati hari raya Idul fitri, pertama ketika tilik kubur ke orang tua serta keluarga lainnya di Pemakaman Bergota. Suasananya seperti berwisata religius di makam-makam keramat Walisongo. Manusia dari berbagai daerah menuju arah yg sama yakni ke Bergota. Mereka tumplek blek berjalan berjejal dari mulai depan Eka Karya (Penjahit terkenal di Semarang) menuju jalan KH Sholeh Darat lokasi Pemakaman Bergota.
Kalau sudah demikian, cara tilik kubur leluhur, bukan lagi menyedihkan karena mengingat yg sudah meningglkan dunia, tetapi justru begitu terasa bahagia dan penuh kehangatan, karena sepanjang perjalanan menuju makam, kadang-kadang kita bertemu kawan lama, saudara atau kenalan yang baru saja kita kenal.  karena suasana lebaran, spontan kita saling mengucapkan minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin.
Wisata Religius
Menikmati hari raya Idul Fitri di Bergota, anggap saja sebagai perjalanan Wsiata Religius. Mengapa, karena sejatinya kita ingin mendoakan kerabat yag sudah meninggal dunia. Selain itu, pingin melihat kondisi makam keluarga apakah dalam kondisi terawat atau tidak. Selanjutnya, setelah tilik kubur, suasana di sepanjang menuju makan beratus-ratus pengemis mremo lebaran menunggu uluran tangan para peziarah. Jadi suasananya mirip pada lokasi-lokasi wisata religius. Selain dipadati peziarah, pengemis para pedagang juga memanfaatkan untuk mremo. Mulai pedagang Bakso, minuman ringan, mainan anak-anak hingga alat-alat kelengkapan ibadah, seperti baju koko, kerudung, tasbih serta minyak wangi berjejer-jejer memadati jalan.
Nah, bagi yang pingin wisata religius beneran, para peziarah ini akan menuju makam KH Sholeh Darat ulama besar asli Semarang. Ulama ini terkenal sebagai pengarang Kitab- Kitab  klasik yang biasa diajarkan di pondok-pondok pesanrtren di pulau Jawa. Bahkan, R.A Kartini termasuk salah satu santriwatinya. kartini terinspirasi menyuarakan emansipasi wanita ketika Kartini mendapatkan hadiah berupa Al Qur'an terjemahan berbahasa jawa dari KH Sholeh Darat.
Inilah sekelumit menikmati Idul fitri di Kota Semarang menurut versi Fathu Rohman. Murah Meriah dan tetap bermakna religius dan ibadah.

Selasa, 30 Agustus 2011

Idul Fitri 2011

Pemerintah menetapkan 1 syawal tahun ini pada tanggal 31 Agusus 2011. MUI melalui sidang isbat mengisti'malkan sehingga puasa genap 30 hari. Karena rukyatul hilal tidak dapat di lihat. Sementara Muhammadiyah tetap bersikukuh bahwa hilal sudah wujud meski posisinya kurang dari 2 derajat di atas ufuk. Walhasil, Muhammadiyah mentapkan 1 syawal satu hari lebih cepat sebagaimana ditetapkan Pemerintah.
Sebagai orang awam, ketika melihat sidang isbat secara live di Metro TV, kesannya Muhammadiyah disudutkan dan setengah dipersalahkan, karena jauh hari telah mengumumkan bahwa Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal jatuh hari Selasa, 30 Agustus 2011. Sehingga menjadikan ummat menjadi bingung dan resah.
Namun, dalam pandangan aku sebagai ummat, sikap Muhammadiyah yang tetap pada pendiriannya adalah sebuah ketegasan yang berkarakter bukan ormas plinplan.
Sebaliknya, ketika Dirjen Binmas Islam Nasarudin Umar menyampaikan bahwa Mentri Agama se Asia Tenggara telah membuat kesepakatan bersama tentang awal ramadhan dan awal syawal. Ternyata tidak sesuai, nyatanya, pada negara yang tergabung dalam ASEAN, Singapura, Malaysia dan Brunai telah menetapkan 1 Syawal pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 sama dengan keputusan Muhammadiyah.
Semoga saja, dalam menetapkan awal syawal tidak dimasuki i'tikad-i'tikad yang bermotoif politik dan kekuasaan. Dan alhamdulillah pelaksanaan Idul Fitri Muhammadiyah, tetap disambut ummat dengan antusias, ternyata banyak juga yang mengikuti Muhammadiyah. Ini berarti sebagiannya ummat,  menolak keputusan Pemerintah dalam hal ini diwakili Departemen Agama.
Buktinya Ummat memenuhi tempat-tempat sholat id yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah. Salut sama wakil Muhammadiyah pada sidang Isbat yang dengan santun menyampaikan mohon pamit dan ijin, Muhammadiyah melaksanakan idul fitri lebih awal dari yang lainnya.

Jumat, 12 Agustus 2011

Karnaval Kemerdekaan tingkat kampung

Menyambut hari kemerdekaan, apresiasi warga memang bisa segala macam. Mulai dari penyelenggaraan lomba anak-anak, bersih-bersih gapura hingga penyelenggaraan pentas seni.
Tahun ini, pengurus RW IV Kelurahan Miroto, mencoba membuat acara yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pengurus ERWE menyelenggarakan acara karnaval 17-an (pitulasan). Pesertanya terdiri dari delapan ERTE. Masing-masing wajib menampilkan minim sepuluh peserta plus dua pembawa bendera merah putih dan dua peserta pakaian adat nusantara dan satu pembawa kembang manggar.
Ketika ide ini dilontarkan pada forum rapat bulanan ERWE, beberapa penguurus sedikit pesimis, mengingat waktu penyelenggaraannya sangat dadakan. Malah, ada yang berpendapat lebih baik acara itu ditunda dan jangan dipaksakan. Meski terjadi beda pendapat, akhirnya semua sepakat karnaval ERWE tetap diselenggarakan. Apapun bentuknya !
Tepat hari H-nya, Minggu, tanggal 25 Juli 2011, karnaval tingkat ERWE digelar. Panitia memang sedikit kepontal-pontal, mengingat segalanya serba minim termasuk dana dan persiapannya serta jumlah panitia yang terlibat. Pokoknya modal optimis.
Di luar  dugaan, ternyata masyarakat sangat antusias, terbukti semua ERTE mengeluarkan peserta karnaval yang jumlahnya melebihi apa yang diperkirakan. Kostum yang ditampilkan juga sangat variatif. Atribut-atribut untuk mendukung gebyar karnaval masing-masing peserta juga sangat kreatif. Ada yang menampilkan warak  identitas Semarang, kapal perang, pesawat tempur serta replika Tugu Muda.
Pengurus ERWE IV juga ikut serta guyub bersama-sama ikut jalan keliling wilayah ERWE. Ketua ERWE dan sekretaris memakai adat Semarangan. Sementara empat pengurus lainnya mengenakan pakaian tradisional dan memakai topeng pentul. Topeng yang menggambarkan wajah dan karakter orang super jelek dan aneh.
Semuanya jadi sangat surpres. Ada kelompok cherleader yang atraksi jungkir balik. Ada pula yang menampilkan ketrampilan Pencak Silat Perisai Diri. Suasana semakin seru ketika beberapa peserta menggunakan tetabuhan ala kadarnya, serta menari-nari ada adat papua. Wal hasil karnaval tahun ini sukses dan surprise! Surprise ternyata acara ini diliput beberapa fotografer yang sampai sekarang tidak tahu siapa yang menghubungi mereka.

Selasa, 19 Juli 2011

Main Plorotan di Pleret 
Di Semarang terdapat dua kanal besar yang membelah dua wilayah Kota Semarang. Yakni, Kali Banjir Kanal Barat karena posisinya berada di sebelah barat dan Kali Banjir Kanal Timur berada di sebelah timur Kota Semarang.
Dua kanal ini berfungsi sebagai pengendali air yang berasal dari daerah atas. Semarang sendiri memang topografi daerahnya terdiri dari Semarang Bawah dan Semarang Atas. Kolonial Belanda adalah yang membuat kanal-kanal tersebut, fungsinya, aliran sungai yang menuju ke Laut Jawa dapat dikendalikan melalui dua kanal tersebut.
Khusus Kali Banjir Kanal Barat, terdapat pleret atau bendungan yang dilengkapi dengan dua pintu air. Pintu air sebelah barat dan sebelah timur.
Ketika musim kemarau,  Pleret adalah tempat favorit anak-anak kampung sekitar Banjir Kanal bermain "sky air" tepatnya, clorotan. Ancang-ancang dari atas Pleret kemudian meluncur ke bawah. Kadang-kadang anak-anak yang mahir main clorotan, di tengah-tengah diberi rintangan debok. Ketika meluncur begitu akan sampai debok mereka melompat. Waw... dan itu atraksi yang menyenangkan sekaligus berbahaya. Salah-salah mereka jatuh dan pasti akan luka mengingat kerasnya bantaran pleret itu beton yang sudah berumur ratusan tahun.
Bermain plorotan adi Pleret bila debit air kali  relatif kecil, maka air yang mengalir pada pleret juga kecil. Karena setiap harinya tergenang air, maka bahu Pleret menjadi berlumut. Praktis bahu pleret akan licin. Nah, karena licinnya itu, anak-anak mudah bermain plorotan alias meluncur dari atas ke bawah.
Kalau musim hujan, jangan sekali-kali main di Pleret. Karena sudah banyak korban tenggelam atau terseret arus di kali terbesar di Semarang ini.

Dolanan Tradisional

Selodor & Bentik
Mengingat masa kanak-kanak, rasanya seperti kembali masa silam yang tanpa beban. Ya, saat itu, anak-anak biasa bermain bersama. karena permainan yang dilakukan harus melibatkan banyak anak. inilah hebatnya, permainan tradisional masa itu. Misalnya, Gobak sodor, kalau di kampungku, namanya permainan selodor. Permainan ini dilakukan oleh dua kelompok. Satu kelompok mempertahankan wilayahnya jangan sampai kemasukan lawan. Kelompok lainnya, bertugas masuk pada wilayah lawan.
Untuk bisa masuk dalam wilayah lawan, pemain akan mencoba-coba untuk mengecoh penjaga wilayah sehingga bisa masuk pada wilayah lawannya. begitu seterusnya, hingga kembali lagi menuju tempat semula. Permainan ini mengajarkan sportifitas, yang kalah dan yang menang akan sama-sama puas dan bersedia menerima kekalahan. Sementara yang tim yang menang tidak akan sangat bangga, karena kemenangan itu adalah kemenangan tim bukan individu. Yang jelas, tubuh akan berkeringat, karena permainan ini dilakukan dengan lari dan strategi.
Ada lagi, permainan tradisional lainnya, yakni, permainan bentik. Alat utama permainan ini adalah sepotong batang kayu ukuran 30 Cm dan batang kayu ukuran 10 Cm. Batang kayu yang ukurannya lebih pendek diletakkan pada dua bata yang diletak bersebelahan.Sehingga ada selanya. Sedangkan batang kayu yang lebih panjang digunakan untuk mencukil batang kayu yang lebih kecil. Ketika batang kayu itu dicukil kemudian dipukul, si penjaga harus bisa menangkap batang kayu tersebut. Bila tidak dapat di tangkap. Pemain akan mendapatkan poin dengan cara menghitung jarak sejauh jatuhnya batang kayu yang tidak bisa ditangkap tadi.
Permianan itu dilakukan bergantian. Pemain yang memiliki nilai sedikit maka dia akan kena hukuman dengan cara menggigit batang kayu atau mengempit batang kayu dengan leher.  Sedangkan jarak untuk menggigit batang kayu itu, mereka yang menang akan memukul batang kayu ukuran kecil itu dengan batang kayu yang lebih panjang. Biasanya mereka akan memukul kuat -kuat sehingga pukulannya bisa melambung jauh. Maka, permainan ini akan semakin jauh dari lokasi permainan semula. Jika semuanya sudah mendapatkan giliran untuk memukul batang kayu tadi. Maka, yang kalah tadi mulai menggigit batang kayu kembali ke lokasi permainan. Nah, mereka yang menang akan mengejek yang kena hukuman secara bersama-sama. Mereka akan moyoki dengan kata-kata "asu nyokot balang -asu nyokot balung"  atau "asu tengeng-asu tengeng". Hehehe... kasihan ya... begitulah dolanan tradisional di kampung ku, Bulustalan.
Kini, seiring majunya tehnologi, permainan tradisional itu sudah jarang dimainkan oleh anak-anak. Bahkan anakku sendiri sudah asing dengan dolanan asli daerahnya. Mereka lebih akrab dengan Play Station.

Kamis, 23 Juni 2011

Wisata Gono Harjo - Kendal

Jumat, 24/6 2011

senja hari di Gonoharjo


Wisata Gono Harjo - Kendal, lokasi wisata ini berada di desa Limut Kecamatan Boja - Kabupaten Kendal. Perjalanan menuju Gono Harjo, star dari Semarang bisa ditempuh dalam waktu kira-kira 1 jam perjalanan.
Jika sudah sampai di Cangkiran - perbatasan Semarang - Kab. Kendal. ada dua jalur yang bisa dilalui untuk menuju daerah wisata ini. Pertama, lewat Cangkiran lurus melewati bekas peternakan konon dulunya milik keluarga Pak Suharto (Presiden RI ke 2). Jalur kedua melewati Cangkiran arah Polaman Kecamatan Gunungpati terus belok ke Selatan menuju desa Puguh - Boja.
Memulai masuk dua jalur tersebut, perubahan udara mulai terasa. Udara sejuk akan sangat bisa dirasakan hingga sampai di Gono Harjo. Jalanan yang dilalui relatif berkelok-kelok naik mulai dari Cangkiran sampai lokasi wisata.
Wisata Alam
Gono Harjo, menawarkan wisata pemandangan alam lereng Gunung Ungaran. Selain itu, wisatawan dapat menikmati pemandian air panas, air belerang yang berasal dari perut bumi Gunung Ungaran. Ini sensasi pertama yang bisa dinikmati wisatawan, setelah lelah perjalanan begitu mandi air panas belerang, rasa penat-penat hilang.
Masih dalam kawasan Gono Harjo, tepatnya lokasi wisata Hutan dan Air Terjun yang dikelola oleh Perhutani, wisatawan dapat menjelajahi kawasan Hutan Lereng Gunung Ungaran yang masih lebat dengan berbagai macam tanaman dan pohon-pohon besar. Semakin ke dalam  jalanan menajak dan licin, wisatawan akan mendapatkan pemandangan asri air terjun Gono Harjo.
Wisatawan yang memiliki hobi haiking, bisa mengambil rute Gono Harjo - Promasan. Untuk menuju Promasan, akan menempuh jalur perkebunan teh Medini. Sebaiknya, bila belum pernah melalui jalur ini, sebaiknya menggunakan pemandu dari penduduk setempat. Mengingat jalur perkebunan teh ini begitu berliku dan relatif sangat luas.
Dari Promasan - maka puncak Gunung Ungaran tinggal sepenggalah. Pasalnya, Promasan merupakan desa terakhir yang berada tepat di bawah Gunung Ungaran. Di sekitar Promasan ini wisatawan dapat menelusuri goa peninggalan Jepang atau sering disebut gua Jepang.
Bila ingin menikmati sensasi alam pegunungan Ungaran maka, bermalamlah di desa Promasan. Kemudian pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB dapat memulai pendakian ke puncak Ungaran, tepat menjelang fajar, indahnya panorama ketika matahati terbit, sensasi alam itu akan dapat anda nikmati hingga matahari benar-benar meninggi meninggalkan pagi hari.

Sabtu, 18 Juni 2011

Wisata Bandungan

Wisata Bandungan
Kalo menilik  dari namanya, daerah ini kok terdapat nama Bandung, ibu kotanya Propinsi Jawa Barat . Sedangkan akhiran "an" bisa diartikan seperti. Daerah di Kabuaten Ungaran ini, mungkin diidentikkan dengan mirip /seperti Kota Bandung.
Bandungan, lokasi wisata ini berada di lereng Gunung Ungaran, berarti berada di daerah dataran tinggi dengan ciri utama berudara sejuk. Wajar, bila tempat ini diidentikkan dengan Kota Bandung yang juga memiliki udara sejuk.
Pasar Sayuran & Tanaman Hias
Yang menarik dari wisata Bandungan, adalah pasar tradisionalnya. Tepatnya sebagai pasar sayuran tradisional terbesar di Kabupaten Ungaran. Lazimnya daerah dataran tinggi, yang memiliki hasil bumi berupa sayuran dan tanaman pangan lainnya. Sekitar daerah Bandungan merupakan daerah penghasil sayur-sayuran serta tanaman pangan lainnya. Selain itu, juga sebagai sentra pasar kembang atau tanaman hias.
Inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik para wisatawan, yakni, wisata belanja sayur-sayuran, buah-buahan segar khas Bandungan (ket. buah kelengkeng Bandungan dan Durian) serta belanja tanaman hias.
Sabtu dan Minggu, Bandungan ramai oleh pengunjung dari luar Kabupaten Ungaran. Bila Anda tidak pesan tempat penginapan jauh-jauh hari, nampaknya Anda akan kesulitan untuk mencari penginapan secara dadakan. Dan ini sangat disayangkan, karena jelas akan sedikit megurangi kenyamanan weekend Anda sekeluarga.  Saran, sebaiknya Anda pesan kamar terlebih dahulu dua atau tiga hari sebelum weekend di Bandungan. Bila ingin menikmati ramainya pasar sayuran dan mendapatkan berbagai macam sayuran segar, pagi hari sekitar jam 04.30 WIB. Karena pada jam-jam itu, bakul (pedagang) sayuran asal daerah Sumowono dan Kopeng (Salatiga) menurunkan dagangannya di Pasar Bandungan.
Bagi penghobi tanaman hias atau bunga-bunga hias, Bandungan adalah centranya. Pada belokan jalan menuju Candi Gedong Songo, terdapat kios-kios penjual tanaman hias. Namun, bila ingin mendapatkan tanaman hias skala yang lebih besar serta memiliki koleksi tanaman lebih lengkap, Anda bisa mengunjungi nursery-nursery yang berada disepanjang jalan menuju Bandungan hingga Sumowono. Namun, bila ingin mendapatkan bunga potong langsung dari kebun bunga, sebaiknya Anda menuju ke arah Sumowono. Di sana Anda akan puas untuk mendapatkan berbagai bunga potong, mulai dari bunga Sedap Malam sampai warna-warni bunga Krisan.


Kuliner Bandungan


Makanan khas Bandungan yang banyak di jajakan di Bandungan adalah getuk goreng, tempe mendoan, tahu sutra, sate kelinci dan wedang ronde. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati jajanan khas Bandungan. Misalnya getuk goreng, disajikan selagi masih turun wajan alias masih panas. Pasalnya, kalo sudah dingin rasanya kurang mak nyes. Sambil makan getuk goreng pesan wedang ronde yang pedes-pedes jahe. Jadi pas dengan udara dingin Bandungan. Nah, kalo pingin makanan yang cukup berat, pesan sate kelinci plus lontong sambel. Dijamin Anda tidak bakal masuk angin atau kedinginan.

Senin, 13 Juni 2011

Ketep - Merapi

Senin, 13 Juni 2011


Akhirnya..., bener-bener nyampek juga di Ketep-wisata pos pandang puncak Merapi. Plong rasanya. Ga' rugi, jauh-jauh dari Semarang, menempuh jarak kira-kira 80 kilometer. Dan jalan menuju Ketep, bener-bener menantang. Jalannya naik turun dan kelokannya melengkung, kayak membentuk huruf "U". Bagi driver yang belum pengalaman menghadapi jalanan yang ekstrim, sebaiknya, jangan nyoba-nyoba jalur ini. Bahaya! kalau lengah sedikit, mobil bisa terjun ke jurang. Selain jalannnya terus naik, juga berkelok-kelok.
Sepanjang perjalanan, tepatnya mulai dari Desa Cepogo - Boyolali sampai ke Wisata Ketep, pemandangan alamnya memang sensosional banget. Sebelah kiri atau arah selatan kita bisa menikmati pemandangan alam gunung Merapi. Yang sebelah kanan atau arah utaranya adalah lokasi gunung Merbabu.
Cuman, lereng-lereng Merapi - Merbabu, sudah berupa ladang sayuran, nyaris tidak menyisakan hutan tanaman keras. Pohon pinus juga sudah jarang ditemui disepanjang perjalanan Merapi - Merbabu.
Selo - Awas Awan Panas
Perjalanan semakin ke arah Barat, ketika memasuki Kecamatan Selo - Kab. Boyolali, tanda-tanda panah dengan tulisan "arah evakuasi" , "Awas Awan Panas" dan "Pos Pengungsian", mengingatkan kita, beberapa bulan lalu, telah terjadi letusan Gunung Merapi. Daerah ini, ditetapkan sebagai daerah rawan bencana Merapi.

Sampai di Ketep

Sekitar pukul 11.00 siang WIB, sampai di lokasi pos Pandang Gunung Merapi - Ketep.
Kawasan Ketep sendiri, masuk wilayah Kabupaten Magelang.
Wisata Ketep memang menjual wisata panorama alam, utamanya pemandangan sekitar Gunung merapi dan tentunya melihat dari jarak pandang yang ideal untuk melihat puncak Merapi.
Untuk melihat puncak Merapi, pengelola menyediakan fasilitas teropong. Ga' gratis, bagi yang pingin menggunakan teropong, pengunjung kena retribusi Rp.3000/3 menit.
Menurut petugas teropong, puncak Merapi, kadang sulit dilihat karena tertutup awan.
Bener juga, ternyata, meski memakai teropong, aku tidak dapat melihat jelas puncak Merapi, yang kelihatan berupa awan putih pekat. Tapi, setelah arah teropong membidik tepat puncak Merapi, sekali lagi, sensaional banget. Puncak Merapi kelihatan lekak lekuknya.
Menurut petugas teropong, dinding puncak Merapi, yang masih berbentuk kerucut posisinya berada di sebelah Utara. karena posisinya itu, maka daerah Selo Boyolali dan sekitarnya, relatif aman dari semburan awan panas dan lahar dingin. Selo - Sawangan dan Ketep hanya terkena dampak abu vulkanik.
Sedangkan, puncak Merapi yang kelihatan gerowong adalah akibat letusan Gunung Merapi yang baru lalu. Sehingga daerah dibawahnya terkena langsung semburan awan panas hingga memakan korban manusia, termasuk Mbah Marijan, Sang Juru Kunci Merapi.


Sabtu, 11 Juni 2011

Jajah Deso Milankori - Tujuan Ketep

Minggu, 12 Juni 2011
Lagi pingin-pinginnya menikmati suasana alam pedesaan. Kok ngepasi, Pak Haji Waluyo, tetanggaku yang baik hati ngajak jalan-jalan di daerah Ketep Boyolali, jajah deso milangkori. Pas banget, kebetulan aku juga belum pernah ke Ketep. Ini artinya Pucuk di cinta ulam pun tiba, uhuiiii.
Ketep sendiri adalah daerah pegunungan, tepatnya Lereng Merapi yang sebelah Utara. Pada erupsi Merapi kemarin, daerah ini relatif aman. Pasalnya, yang erupsi lereng merapi arah Selatan dan Barat, makanya yang terkena dampaknya daerah Klaten dan Muntilan dan Sleman.
Pokoknya sudah kebayang, kalau Ketep menyuguhkan pemandangan alam yang patut di jadikan sasaran hunting hobi baru aku banget, fotografi lanscap. Semoga saja dapat obyek yang oke.
Perjalanannya sendiri menuju ke Ketep, bisa lewat dua jalur. Pertama dari arah kopeng, Salatiga dan dari arah Selo, Boyolali untuk alternatif jalur kedua. Dari hasil kabar-kabari yang aku dapet, katanya lebih menantang lewat jalur Kopeng, Salatiga. Dan pemandangan alamnya lebih indah lewat jalur ini, meski jalan yang akan dilalui juga naik turun bukit. Lumayanlah untuk ngasah undrenalin.
Aku sih tinggal ngikut saja. Lewat Kopeng  ya oke. Lewat Selo juga seneng-seneng saja. Pokoknya tidak ada halangan, lancar dan berasa nikmat dan satunya lagi yang tak kalah penting, dapat fokus yang bagus.

Senin, 30 Mei 2011

Thank's Banget My God (Allah SWT)


Selasa,31 Mei 2011
Anak ku paling cilik dewe barusan sembuh dari sunatan. alhamdulillah, acara khitanan berjalan sesuai rencana. Sekedar tahlilan dan membaca kitab Al-Barjanji atau orang mengenal dengan Asrokolan. Mengapa disebut Asrokolan? Karena kitab itu sebagian isinya bertuliskan asrokol badru alaina...dan seterusnya.
Tahlilan, kirim doa kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Sebagai syarat ritual, kresane diparingi selamet tebih sangking balak dan sesuatu yang tidak diinginkan. Aku niati mendoakan bapak ku yang telah meninggal dunia. Semoga diberi ampuni dosa-dosanya dan diringankan siksa kuburnya. Aku yakin doa ku ini dikabulkan Allah SWT. Dan yang paling utama, alhamdulillah anakku diparingi sehat wal afiat.
Pada acara asrokolan, pinginnya diringi dengan musik terbangan. Sayangnya iringan terbangan tidak dapat ditampilkan, karena salah satu tukang terbangnya, berhalangan karena sakit. Sedikit kecewa memang, tapi ya seperti itulah kenyataannya, tidak bisa dipungkiri.
Sedikit yang membanggakan, kebiasaanku tahlilan dibarengi dengan pembacaan Al-Barjanji bisa diterima masyarakat bahkan sebagian mulai mengikutinya.
Khitanan atau sunatan anakku memang sederhana. Alhamdulillah, mereka yang hadir pada acara selametan cukup membesarkan hati. thank's banget My God (Allah SWT).

Minggu, 15 Mei 2011

Pasar Tradisional

Batan Timur IV/ Minggu, 15 Mei 2011
Pasar tradisional, ya seperti itulah. Kumuh, becek dan bau.  Siapa yang mau belanja, kalo tempatnya menjijikkan seperti itu. Banyak yang meramal, pasar tradisional bakal kolap, kalah bersaing dengan super market, hipermarket atau mall dan swalayan.
Kalo melihat tampilan fisiknya, hipermarket dan sejenisnya, memang sih, kayak memberi kenyaman yang mau belanja. Semua serba tersedia. Tinggal ambil dan tak perlu tawar menawar. Pembeli dan penjual tidak perlu melakukan komunikasi sekedar tawar menawar. Pokoknya, di market-market modern, ambil yang dibutuhkan dan bayar, selesai!
Tapi apa benar, pasar modern memberi rasa nyaman? Pernah terjebak antrean panjang untuk membayar barang belanjaan? Kalo sudah kejebak, wao..., mau nyampek ke kasir saja butuh waktu setengah jam. Apa ga' capek berdiri sampai setengah jam. Tentu, kondisi seperti ini sudah membuat tidak nyaman.
Pasar tradisional, kayaknya tidak bakal ditinggalkan pembelinya. Meski, tidak semua barang tersedia di pasar tradisional, pembeli tetap setia berkunjung. Belum ada pasar tradisional kolap. Malah, kalo pasar modern, hipermarket, super market, swalayan atau mall bangkrut alias kolap sudah berulang terjadi.
Pasar Johar adalah gambaran nyata, bagaimana pasar terbesar di Semarang ini tetap berjaya. Padahal kalo dilihat dari segi fisiknya, rasa tidak nyaman sudah mencuat sejak di depan pasar. Suasana berjubel, becek, bau bahkan semrawut merupakan kondisi sehari-harinya pasar ini. Toh, nyatanya, pasar ini masih menjalankan aktifitasnya tetap dikunjungi pedagang dan pembeli dari berbagai penjuru di Jawa Tengah.
Sementara, Super Market Matahari, yang berdiri tepat di depan Pasar Johar ternyata tidak sehebat namanya. Super Market ini ditinggalkan para pedagangnya, praktis pembelinya pun sudah tidak ada. Raksasa itu mati.
Nah, hiper market-hiper market lainnya, sepertinya juga mau nyusul seperti nasibnya Matahari. Raksasa itu tidak mampu bertahan. Jauh berbeda dengan pasar tradisional, di dalamnya adalah pedagang-pedagang kecil, mereka lentur, mampu menyesuaikan kondisi perekonomian yang sedang terjadi. Karena para pedagang kecil itu,  tidak terlilit sistem pasar. Mereka tidak memiliki beban utang yang sedemikian besar.
Yang paling utama, pasar tradisional, antara pedagang dan pembeli menjalin komunikasi tidak sebatas basa-basi. Komunikasi yang mereka bangun adalah komunikasi yang memiliki nilai kemanusiaan. Pedagang sangat hafal dengan karakter pelanggannya. Pelanggan puas dengan pedagang yang memberi pelayanan yang manusiawi. Tawar menawar adalah proses interaksi non formal tetapi memiliki persepsi nilai=nilai kemanusiaan sekaligus ekonomi.
Budaya tawar menawar inilah yang menguatkan pasar tradisional tetap lestari. Mana ada budaya tawar menawar di pasar modern? Semua berjalan seperti mesin. baku, kaku dan tak ada komunikasi. Pasar seperti ini, bagi aku, sangat jauh dari nyaman!

Jumat, 13 Mei 2011

Reuni SMA Wali Songo 84/87

Kampung Laut, Minggu (8/Mei) 2011
Reuni sudah kelar. Yang jelas, ngurusin acara ini butuh stamina super. Bagaimana tidak, enam bulan, kita persiapan. Mulai kumpul-kumpul kecil-kecilan sampek bentuk panitia. Terus hunting ke rumah - rumah temen. Padahal mereka sudah plencar kemana-mana mereka suka. Udah ketemu sebagian temen, tanggapannya dingin. Malah ada yang kurang yakin. Ya begitulah, namanya manusia. Gampang-gampang susah. Ada yang gampang, ada juga yang susah. Mending nungguin wedus nglairin cempe, lebih gampang dan fress. Ada mahluk hidup baru di muka bumi ini.
Udah data-data temen yang ikut. Sebagian panitia mulai aras-arasen kumpul. Ada yang ngambek, sebagian kecil lainnya cuek, masa bodoh, sak karepmu, ora urusan dan pasang kuda-kuda lari kenceng kalo ada masalah. Ya, biasalah, siapa yang mau repot, siapa yang mau nanggung resiko. Karena ada yang was-was, ini orang apa bener bisa jadi panitia. Tampangnya aja kurang keren abis, miskin dan facenya tak menunjukkan face intelektuel alias jauh dari muka ilmiah alias goblok. Wajar to, kalau sebagian pasang kuda-kuda lari kenceng.
Nah, justru ini tantangannya. Mereka gak liat perjalanan waktu. Semua bisa berubah. Pokoknya semangat 45, bahwa kita ini  mampu ngrampungin acara REUNI AKBAR SMA. Nah, terbukti, reuni jalan, temen-temen bilang sukses. Semua tampil sesuai skenario. Temen-temen kita yang kami hormati itu, menjalankan tugas penuh antusias. Pidato dengan intonasi penuh optimisme. Lainnya menjalankan tugas dengan baik, seperti ketika masih SMA. Peserta reuni nampak sumringah. Sesumringah matahari pada hari itu.
Reuni wis rampungan. Ah penatnya sedikit-sedikit mulai hilang. Aku tersenyum bangga, senang, bahagia dan sedikit jengkel. Yang sedikit itu aku lupakan saja. Biar tetep fress. Segerrrrrr.

Minggu, 01 Mei 2011

Semarang Night Carnival










Minggu, 30 April 2011
Semarang Night Carnival, sebagai pertunjukan carnaval busana yang spektakuler. Di ikuti seribu lima ratus peserta dengan berbagai corak busana. Model busana para peserta merupakan paduan corak Jawa, Etnis Tionghoa serta motif flora dan fauna di padu dengan warna-warna cerah membuat carnival ini begitu elegan dan super glamour.
Malam itu, Semarang begitu semarak, sepanjang Jalan Pemuda, tepatnya mulai depan Balai Kota, Jalan Pandanaran serta finish berada di Jalan Pahlawan, masyarakat terlihat berjubel disepanjang jalan tersebut.
Masyarakat mengaku puas dan sangat terhibur dengan acara Semarang Night Carnival. Mereka meminta event ini dapat menjadi agenda tahunan bagi Semarang. Hal ini juga menunjukkan bahwa anak-anak muda Semarang memiliki kreatifitas yang tinggi dalam kreasi busana.

Senin, 25 April 2011

Sebungkus Nasi Sejuta Doa





Bulustalan, pagi hari 07.30 ( 14/4)



Ajaran Islam banyak mengajarkan tentang arti penting dan manfaat bersedekah. Ungkapan seperti, "Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah." Bersedekahlah baik dalam keadaan lapang ataupun sempit."

Sedekah yang diberikan secara tulus ikhlas, Allah SWT memberikan jaminan akan melipatgandakan sedekah itu lebih dari 70 kebaikan. Ibarat satu tangkai padi, yang memiliki 70 bulir padi.

Islam juga memberikan jaminan kepada kaum fakir dan miskin sebagai hamba yang wajib dan berhak mendapatkan sedekah. Sebagian harta milik orang kaya, sebagian hartanya adalah milik para fakir dan miskin. Apabila haknya itu tidak diberikan maka, para fakir dan miskin itu memiliki hak untuk meminta hartanya orang kaya yang dimaksud.

Mereka yang miskin dan fakir, juga diberikan jalan untuk bersedekah kepada orang lain. Sedekah itu berupa doa. Dan Allah memberikan jaminan bahwa doa mereka yang teraniaya, fakir dan miskin akan mendapatkan kemudahan untuk di ijabahi oleh Allah SWT.

Keyakinan inilah yang melandasi aku dan istri ku senantiasa bersedekah kepada orang lain yang membutuhkan atau setidaknya bersedia menerima sedekah kami. Sedekah itu hanya sebungkus nasi untuk sarapan pagi.

Mereka yang bersedia menerima sedekah nasi bungkus itu adalah tukang becak, tukang sapu jalanan, pemungut sampah atau siapa saja yang bersedia menerima sedekah kami.

Dari sebungkus nasi yang kami berikan setia pagi hari itu, mereka membalas dengan mendoakan kami dengan berbagai macam doa. Mereka memberikan sekeranjang doa kepada kami. Mbah Jo, salah satunya, penarik becak yang sudah sepuh ini, biasa mangkal di sekitar Masjid Kesdam. Setiap kami memberi sebungkus nasi dan sedkit uang, Mbah Jo mendoakan agar kami mendapatkan limpahan barokah dan rahmat dari gusti Allah. Dimudahkan dalam mendapatkan rejeki, dipanjangkan umur kami, serta didoakan agar kami sehat wal afiat.

Seorang Ibu tukang sapu jalanan, setiap pagi menyapu sekitar Bank Muamalat Jalan Sugiopranoto. Si ibu dengan tulusnya mendaokan kami sebanyak buliran nasi yang kami berikan. Semua yang baik-baik dia doakn untuk kami.

Aku dan istriku mengamini segala doa-doa itu. Aku yakin dengan doa mereka, demikian pula istriku. Suatu ketika, entah kapan, doa-doa ibu tukang sapu dan bapak tukang becak yang sudah sepuh-sepuh itu, pasti akan diijabahi oleh gusti Allah. Aku sekeluarga, pasti akan merasakan doa-doa itu dalam sebuah kenyataan. Entah kapan, doa-doa itu bisa hadir dalam jiwa dan kehidupan ku. Jelas aku tidak bisa memastikan, tetapi keyakinan akan doa -doa itu terkabulkan, aku percaya itu. karena itulah janji yang sebenar-benarnya janji dan harapan yang benar-benar bisa diharapkan.

Doa dari sebungkus nasi itu, pasti Allah akan mengabulkanNya. Amiin...



Hampir setiap pagi hari aku dan istriku senantiasa, mereka mendoakan aku dan istriku. Dengan wajah sumringah mereka menerima pemberian kami berupa sebungkus nasi dan air teh hangat. Mereka menerima bungkusan kami yang tak seberapa harganya itu. Tapi mereka begitu berterima kasih kepada aku dan istriku. Mereka pun tanpa sungkan mendoakan agar diberi umur panjang, kesehatan, rejeki yang melimpah serta anak-anak kami menjadi anak-anak yang senantiasa berbakti kepada aku dan istriku.

Mereka itu, bapak-bapak tukang becak dan ibu-ibu yang sudah sepuh tetapi masih bersedia bekerja menjadi penyapu jalan.

Selasa, 12 April 2011

BKM Arta Mutiara


Semarang, Minggu 12 April 2011

"BKM Arta Mutiara Bantu KSM Tiga Puluh Juta Rupiah"
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Arta Mutiara Kelurahan Miroto, Minggu 12 April 2011 telah menyerahkan bantuan  kepada Kelompok Swadaya Masyarakat Miroto Sehat dan KSM Miroto Pintar berupa perlengkapan kegiatan Rumah Pintar  dan  Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).  penyerahan bantuan bertempat di Balai Kelurahan Miroto, hadir pada acara itu anggota BKM Arta Mutiara,  jajaran pengurus PKK Kelurahan Miroto serta KSM penerima bantuan.
Ketua BKM Arta Mutiara  Suprihationo SPd mengatakan, penyerahan bantuan tersebut merupakan amanat yang harus disampaikan kepada KSM Miroto Sehat dan Miroto Pintar. Sedangkan bantuan yang diberikan tersebut sesuai dengan pengajuan proposal darai KSM tersebut. Yakni, berupa alat-alat kesehatan dan alat penunjang kegiatan Posyandu. Sedangkan untuk Miroto Sehat bantuan yang diberikan berupa buku-buku bacaan fiksi dan non fiksi,  permainan anak-anak seperrti bola dunia, mangkok berputar dan clorotan.
"Bantuan untuk kedua KSM tersebut sebesar tiga puluh juta rupiah, masing-masing mendapat lima belas juta rupiah. Dan KSM harus membuat laporan pertanggung jawaban sesuai bantuan yang diterima," jelasnya.
Penerima bantuan KSM Miroto Ketua Posyandu Miroto Sehat Ny. Rini Prasojo SH, MHum, sedangkan penerima bantuan KSM Miroto Pintar Ny. Anton selaku penyelenggara Rumah Pindan dan PAUD kelurahan Miroto.

Semarang Setara


Batan Timur IV/9 ( 12 April 2011)
Semarang Setara, sebagai sebuah slogan yang mengginginkan Kota Semarang setara dengan kota besar lainnya di Indonesia. Setara infrastrukturnya, setara tingkat pendapatan daerahnya, setara potensi pariwisatanya serta setara lain-lainnya. Mungkin pula persoalannya pun akan setara dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. 
Misalnya, soal manajemen transportasi, Semarang mulai menyetarakan dengan kota propinsi lainnya di Indonesia. DKI jakarta, memiliki bus angkutan umum transjakarta. Maka Semarang memiliki bus angkutan umum dengan nama transemarang. Masalah kemacetan, Semarang mulai dihinggapi kemacetan lalu lintas misalnya di sekitar kawasan Kalibanteng hingga Jrakah. Kemudian daerah Jatingaleh, Kaligawe adalah titik kepadatan lalu lintas yang memiliki potensi memacetkan arah lalu lintas.
Setara adalah sejajar. Dalam istilah peribahasa disebutkan dengan kalimat " berdiri sama tinggi duduk sama rendah". Sebagai sebuah slogan, maka memiliki makna sebuah keinginan untuk menyetarakan kedudukan atau posisinya dengan pihak lain yang terlebih dahulu maju atau "berhasil" dalam halk tertentu.
Kota Semarang memang memiliki potensi sebagai kota metropolitan. Sebuah kota yang berkeinginan memiliki multi talenta. Baik dalam bidang jasa, transportasi, pemerintahan serta sosial ekonomi dan budaya.
Infrastruktur yang mengarah pada kesetaraan memanglah sudah dimiliki dan sebagian lainnya sedang di persiapkan.
Menjelang hari ulang tahun Kota Semarang Mei 2011, misalnya. Semarang akan menggelar festifal busana pada malam hari (The Nigh Festival). Acara ini sebagai event baru bagi Kota Semarang. Meski nampak acara ini sebatas menjiplak kota lainnya yang sudah menggelar event semacam ini, Jember dan Solo yang sama-sama sukses menyenyelenggarakan ferstifal batik dan fashion kreatif. Toh tetap tidak ada salahnya, karena Semarang pun memiliki batik khas Semarangan berupa motif godong asem dan burung kuntul.
Festifal busana ini akan diselenggarakan 17 April mendatang.
Masih membahas soal setaranya Semarang. Walikota Semarang Drs. Sumarmo setidaknya memberikan iklim yang  humanis, seperti, car free day setiap hari Minggu pagi mulai pukul 05.00 - 10.00 di sekitar jalan Simpang Lima dan Jalan Pahlawan. Dari kebijakan tersebut, maka warga kota yang memiliki berbagai ragam talenta dapat memanfaatkan sepanjang kawasan itu untuk berekspresi sesuai dengan keinginan tanpa dibayangi terganggu kendaraan bermotor dan bebas dari polusi.
Kawasan hijau Taman KB semakin diberdayakan tanpa menghilangkan nilai estetika dan masih tetap sebagai kawasan hijau. Pedagang Kaki Lima dan UKM diberi kesempatan untuk menggunakan fasilitas hijau itu untuk mencari nafkah warga kota dengan syarat bersih dan tidak kumuh.
Pedagang Kaki Lima bukan lagi sebagai biang masalah, selama mereka dapat dikendalikan dan manut aturan. Pemerintah Kota Semarang sangat apresiatif terhadap nasib PKL. Mereka diberi tempat yang lebih nyaman. Mereka diberi waktu tertentu untuk berdagang. Ketika Pemkot Semarang memiliki hajatan dan meminta PKL untuk tidak berdagang sekian hari, ternyata PKL bersedia libur. Kerjasama inilah yang melegakan, paling tidak slogan SETARA-nya Semarang tidak menggusur dan mematikan potensi ekonomi, sosial dan kebudayaan lokal Semarangan. Justru potensi inilah yang harus di SETARA-kan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.