Rabu, 21 September 2011

Sulit

Pada kesempatan itu aku mengatakan pada mereka yang hadir, " Sekarang ini banyak orang pandai, tetapi sulit menemukan orang yang jujur." Mereka terdiam, tidak membenarkan omonganku juga tidak menyalahkan omongan ku. Nampaknya, mereka juga ragu, apakah dirinya itu  jujur atau tidak.
Sebenarnya omongan ku itu  spontan. Setelah mendengarkan laporan dari pengawas proyek, ternyata selama ini orang yang aku pandang memiliki dedikasi sosial yang tinggi, ternyata memark-up juga ketika membelanjakan barang yang harus disalurkan kepada masyarakat.
Seorang teman, yang berpredikat sebagai guru sekolah favorit, teryata bersilat lidah sebagai batas menyampaikan sebuah kelogisan dalam menerima proyek, selebihnya juga ngemplang juga. Kali ini yang dikemplang malah proyek kecilku. Nilainya ga' seberapa, senilai ratusan ribu rupiah saja, tetapi jika sebenarnya itu menjadi hak orang lain, kemudian diserobot tanpa permisi. Pastilah akan sedikit melukai perasaan.

Kamis, 08 September 2011

Puisi Buat : Na

Layaknya sebuah arak-arakan awan
pasti akan mengikuti kemana angin itu bertiup
ketika angin menuju ke utara dan menyisir pinggir pantai
maka, awan-awan pun akan menuju ke sana pula
awan-awan itu,
kadang menebal
kadang pula menipis
Tuhan, menjadikan awan sebagai teman setia sang angin
kemanapun angin pasti awan -awan akan mengiringi hingga
semua itu menjadi pertanda alami
aku pandang lekat-lekat setiap buliran bening dalam matamu yang dalam
aku katakan pula,
angin itu abadi, sinar matahari pun abadi
angin dan matahari senantiasa setia dengan janji masing-masing
angin dan matahari beriringan terus terusan sepanjang masa
hanya pada malam hari, sang matahari menuju peraduan
angin saja yang tetap menunggui dunia hingga sang matahari
kembali menyala-nyala memberi kehangatan

Indah nian ketika sesuatu yang melabuh dalamnya hati
bermetamorfosa seperti angin dan matahari
Indah nian ketika letupan-letupan kecil dalam labuhan hati menyapu sejuk
seperti embun pagi tersapu angin menjadi sepoi-sepoi menampik masing -masing hati yang
mennyala bagai hangatnya sinar matahari pagi




Rabu, 07 September 2011

Menikmati Idul Fitri Ala Semarangan

Idul Fitri tahun 2011
Selasa dan Rabu dua hari raya Idul Fitri tahun ini. Selasa Idul Fitrinya Muhammadiyah dan Rabu hari rayanya Pemerintah. Alhamdulillah, dinikmati saja. Bicara perbedaannya dua penetapan itu, sama halnya bicara berdebat masalah ayam dan telur lebih dahulu mana. Tak ada habisnya dan menghabiskan energi.
Menikmati hari raya Idul fitri, pertama ketika tilik kubur ke orang tua serta keluarga lainnya di Pemakaman Bergota. Suasananya seperti berwisata religius di makam-makam keramat Walisongo. Manusia dari berbagai daerah menuju arah yg sama yakni ke Bergota. Mereka tumplek blek berjalan berjejal dari mulai depan Eka Karya (Penjahit terkenal di Semarang) menuju jalan KH Sholeh Darat lokasi Pemakaman Bergota.
Kalau sudah demikian, cara tilik kubur leluhur, bukan lagi menyedihkan karena mengingat yg sudah meningglkan dunia, tetapi justru begitu terasa bahagia dan penuh kehangatan, karena sepanjang perjalanan menuju makam, kadang-kadang kita bertemu kawan lama, saudara atau kenalan yang baru saja kita kenal.  karena suasana lebaran, spontan kita saling mengucapkan minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin.
Wisata Religius
Menikmati hari raya Idul Fitri di Bergota, anggap saja sebagai perjalanan Wsiata Religius. Mengapa, karena sejatinya kita ingin mendoakan kerabat yag sudah meninggal dunia. Selain itu, pingin melihat kondisi makam keluarga apakah dalam kondisi terawat atau tidak. Selanjutnya, setelah tilik kubur, suasana di sepanjang menuju makan beratus-ratus pengemis mremo lebaran menunggu uluran tangan para peziarah. Jadi suasananya mirip pada lokasi-lokasi wisata religius. Selain dipadati peziarah, pengemis para pedagang juga memanfaatkan untuk mremo. Mulai pedagang Bakso, minuman ringan, mainan anak-anak hingga alat-alat kelengkapan ibadah, seperti baju koko, kerudung, tasbih serta minyak wangi berjejer-jejer memadati jalan.
Nah, bagi yang pingin wisata religius beneran, para peziarah ini akan menuju makam KH Sholeh Darat ulama besar asli Semarang. Ulama ini terkenal sebagai pengarang Kitab- Kitab  klasik yang biasa diajarkan di pondok-pondok pesanrtren di pulau Jawa. Bahkan, R.A Kartini termasuk salah satu santriwatinya. kartini terinspirasi menyuarakan emansipasi wanita ketika Kartini mendapatkan hadiah berupa Al Qur'an terjemahan berbahasa jawa dari KH Sholeh Darat.
Inilah sekelumit menikmati Idul fitri di Kota Semarang menurut versi Fathu Rohman. Murah Meriah dan tetap bermakna religius dan ibadah.