Kamis, 23 Juni 2011

Wisata Gono Harjo - Kendal

Jumat, 24/6 2011

senja hari di Gonoharjo


Wisata Gono Harjo - Kendal, lokasi wisata ini berada di desa Limut Kecamatan Boja - Kabupaten Kendal. Perjalanan menuju Gono Harjo, star dari Semarang bisa ditempuh dalam waktu kira-kira 1 jam perjalanan.
Jika sudah sampai di Cangkiran - perbatasan Semarang - Kab. Kendal. ada dua jalur yang bisa dilalui untuk menuju daerah wisata ini. Pertama, lewat Cangkiran lurus melewati bekas peternakan konon dulunya milik keluarga Pak Suharto (Presiden RI ke 2). Jalur kedua melewati Cangkiran arah Polaman Kecamatan Gunungpati terus belok ke Selatan menuju desa Puguh - Boja.
Memulai masuk dua jalur tersebut, perubahan udara mulai terasa. Udara sejuk akan sangat bisa dirasakan hingga sampai di Gono Harjo. Jalanan yang dilalui relatif berkelok-kelok naik mulai dari Cangkiran sampai lokasi wisata.
Wisata Alam
Gono Harjo, menawarkan wisata pemandangan alam lereng Gunung Ungaran. Selain itu, wisatawan dapat menikmati pemandian air panas, air belerang yang berasal dari perut bumi Gunung Ungaran. Ini sensasi pertama yang bisa dinikmati wisatawan, setelah lelah perjalanan begitu mandi air panas belerang, rasa penat-penat hilang.
Masih dalam kawasan Gono Harjo, tepatnya lokasi wisata Hutan dan Air Terjun yang dikelola oleh Perhutani, wisatawan dapat menjelajahi kawasan Hutan Lereng Gunung Ungaran yang masih lebat dengan berbagai macam tanaman dan pohon-pohon besar. Semakin ke dalam  jalanan menajak dan licin, wisatawan akan mendapatkan pemandangan asri air terjun Gono Harjo.
Wisatawan yang memiliki hobi haiking, bisa mengambil rute Gono Harjo - Promasan. Untuk menuju Promasan, akan menempuh jalur perkebunan teh Medini. Sebaiknya, bila belum pernah melalui jalur ini, sebaiknya menggunakan pemandu dari penduduk setempat. Mengingat jalur perkebunan teh ini begitu berliku dan relatif sangat luas.
Dari Promasan - maka puncak Gunung Ungaran tinggal sepenggalah. Pasalnya, Promasan merupakan desa terakhir yang berada tepat di bawah Gunung Ungaran. Di sekitar Promasan ini wisatawan dapat menelusuri goa peninggalan Jepang atau sering disebut gua Jepang.
Bila ingin menikmati sensasi alam pegunungan Ungaran maka, bermalamlah di desa Promasan. Kemudian pada tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB dapat memulai pendakian ke puncak Ungaran, tepat menjelang fajar, indahnya panorama ketika matahati terbit, sensasi alam itu akan dapat anda nikmati hingga matahari benar-benar meninggi meninggalkan pagi hari.

Sabtu, 18 Juni 2011

Wisata Bandungan

Wisata Bandungan
Kalo menilik  dari namanya, daerah ini kok terdapat nama Bandung, ibu kotanya Propinsi Jawa Barat . Sedangkan akhiran "an" bisa diartikan seperti. Daerah di Kabuaten Ungaran ini, mungkin diidentikkan dengan mirip /seperti Kota Bandung.
Bandungan, lokasi wisata ini berada di lereng Gunung Ungaran, berarti berada di daerah dataran tinggi dengan ciri utama berudara sejuk. Wajar, bila tempat ini diidentikkan dengan Kota Bandung yang juga memiliki udara sejuk.
Pasar Sayuran & Tanaman Hias
Yang menarik dari wisata Bandungan, adalah pasar tradisionalnya. Tepatnya sebagai pasar sayuran tradisional terbesar di Kabupaten Ungaran. Lazimnya daerah dataran tinggi, yang memiliki hasil bumi berupa sayuran dan tanaman pangan lainnya. Sekitar daerah Bandungan merupakan daerah penghasil sayur-sayuran serta tanaman pangan lainnya. Selain itu, juga sebagai sentra pasar kembang atau tanaman hias.
Inilah yang sebenarnya menjadi daya tarik para wisatawan, yakni, wisata belanja sayur-sayuran, buah-buahan segar khas Bandungan (ket. buah kelengkeng Bandungan dan Durian) serta belanja tanaman hias.
Sabtu dan Minggu, Bandungan ramai oleh pengunjung dari luar Kabupaten Ungaran. Bila Anda tidak pesan tempat penginapan jauh-jauh hari, nampaknya Anda akan kesulitan untuk mencari penginapan secara dadakan. Dan ini sangat disayangkan, karena jelas akan sedikit megurangi kenyamanan weekend Anda sekeluarga.  Saran, sebaiknya Anda pesan kamar terlebih dahulu dua atau tiga hari sebelum weekend di Bandungan. Bila ingin menikmati ramainya pasar sayuran dan mendapatkan berbagai macam sayuran segar, pagi hari sekitar jam 04.30 WIB. Karena pada jam-jam itu, bakul (pedagang) sayuran asal daerah Sumowono dan Kopeng (Salatiga) menurunkan dagangannya di Pasar Bandungan.
Bagi penghobi tanaman hias atau bunga-bunga hias, Bandungan adalah centranya. Pada belokan jalan menuju Candi Gedong Songo, terdapat kios-kios penjual tanaman hias. Namun, bila ingin mendapatkan tanaman hias skala yang lebih besar serta memiliki koleksi tanaman lebih lengkap, Anda bisa mengunjungi nursery-nursery yang berada disepanjang jalan menuju Bandungan hingga Sumowono. Namun, bila ingin mendapatkan bunga potong langsung dari kebun bunga, sebaiknya Anda menuju ke arah Sumowono. Di sana Anda akan puas untuk mendapatkan berbagai bunga potong, mulai dari bunga Sedap Malam sampai warna-warni bunga Krisan.


Kuliner Bandungan


Makanan khas Bandungan yang banyak di jajakan di Bandungan adalah getuk goreng, tempe mendoan, tahu sutra, sate kelinci dan wedang ronde. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati jajanan khas Bandungan. Misalnya getuk goreng, disajikan selagi masih turun wajan alias masih panas. Pasalnya, kalo sudah dingin rasanya kurang mak nyes. Sambil makan getuk goreng pesan wedang ronde yang pedes-pedes jahe. Jadi pas dengan udara dingin Bandungan. Nah, kalo pingin makanan yang cukup berat, pesan sate kelinci plus lontong sambel. Dijamin Anda tidak bakal masuk angin atau kedinginan.

Senin, 13 Juni 2011

Ketep - Merapi

Senin, 13 Juni 2011


Akhirnya..., bener-bener nyampek juga di Ketep-wisata pos pandang puncak Merapi. Plong rasanya. Ga' rugi, jauh-jauh dari Semarang, menempuh jarak kira-kira 80 kilometer. Dan jalan menuju Ketep, bener-bener menantang. Jalannya naik turun dan kelokannya melengkung, kayak membentuk huruf "U". Bagi driver yang belum pengalaman menghadapi jalanan yang ekstrim, sebaiknya, jangan nyoba-nyoba jalur ini. Bahaya! kalau lengah sedikit, mobil bisa terjun ke jurang. Selain jalannnya terus naik, juga berkelok-kelok.
Sepanjang perjalanan, tepatnya mulai dari Desa Cepogo - Boyolali sampai ke Wisata Ketep, pemandangan alamnya memang sensosional banget. Sebelah kiri atau arah selatan kita bisa menikmati pemandangan alam gunung Merapi. Yang sebelah kanan atau arah utaranya adalah lokasi gunung Merbabu.
Cuman, lereng-lereng Merapi - Merbabu, sudah berupa ladang sayuran, nyaris tidak menyisakan hutan tanaman keras. Pohon pinus juga sudah jarang ditemui disepanjang perjalanan Merapi - Merbabu.
Selo - Awas Awan Panas
Perjalanan semakin ke arah Barat, ketika memasuki Kecamatan Selo - Kab. Boyolali, tanda-tanda panah dengan tulisan "arah evakuasi" , "Awas Awan Panas" dan "Pos Pengungsian", mengingatkan kita, beberapa bulan lalu, telah terjadi letusan Gunung Merapi. Daerah ini, ditetapkan sebagai daerah rawan bencana Merapi.

Sampai di Ketep

Sekitar pukul 11.00 siang WIB, sampai di lokasi pos Pandang Gunung Merapi - Ketep.
Kawasan Ketep sendiri, masuk wilayah Kabupaten Magelang.
Wisata Ketep memang menjual wisata panorama alam, utamanya pemandangan sekitar Gunung merapi dan tentunya melihat dari jarak pandang yang ideal untuk melihat puncak Merapi.
Untuk melihat puncak Merapi, pengelola menyediakan fasilitas teropong. Ga' gratis, bagi yang pingin menggunakan teropong, pengunjung kena retribusi Rp.3000/3 menit.
Menurut petugas teropong, puncak Merapi, kadang sulit dilihat karena tertutup awan.
Bener juga, ternyata, meski memakai teropong, aku tidak dapat melihat jelas puncak Merapi, yang kelihatan berupa awan putih pekat. Tapi, setelah arah teropong membidik tepat puncak Merapi, sekali lagi, sensaional banget. Puncak Merapi kelihatan lekak lekuknya.
Menurut petugas teropong, dinding puncak Merapi, yang masih berbentuk kerucut posisinya berada di sebelah Utara. karena posisinya itu, maka daerah Selo Boyolali dan sekitarnya, relatif aman dari semburan awan panas dan lahar dingin. Selo - Sawangan dan Ketep hanya terkena dampak abu vulkanik.
Sedangkan, puncak Merapi yang kelihatan gerowong adalah akibat letusan Gunung Merapi yang baru lalu. Sehingga daerah dibawahnya terkena langsung semburan awan panas hingga memakan korban manusia, termasuk Mbah Marijan, Sang Juru Kunci Merapi.


Sabtu, 11 Juni 2011

Jajah Deso Milankori - Tujuan Ketep

Minggu, 12 Juni 2011
Lagi pingin-pinginnya menikmati suasana alam pedesaan. Kok ngepasi, Pak Haji Waluyo, tetanggaku yang baik hati ngajak jalan-jalan di daerah Ketep Boyolali, jajah deso milangkori. Pas banget, kebetulan aku juga belum pernah ke Ketep. Ini artinya Pucuk di cinta ulam pun tiba, uhuiiii.
Ketep sendiri adalah daerah pegunungan, tepatnya Lereng Merapi yang sebelah Utara. Pada erupsi Merapi kemarin, daerah ini relatif aman. Pasalnya, yang erupsi lereng merapi arah Selatan dan Barat, makanya yang terkena dampaknya daerah Klaten dan Muntilan dan Sleman.
Pokoknya sudah kebayang, kalau Ketep menyuguhkan pemandangan alam yang patut di jadikan sasaran hunting hobi baru aku banget, fotografi lanscap. Semoga saja dapat obyek yang oke.
Perjalanannya sendiri menuju ke Ketep, bisa lewat dua jalur. Pertama dari arah kopeng, Salatiga dan dari arah Selo, Boyolali untuk alternatif jalur kedua. Dari hasil kabar-kabari yang aku dapet, katanya lebih menantang lewat jalur Kopeng, Salatiga. Dan pemandangan alamnya lebih indah lewat jalur ini, meski jalan yang akan dilalui juga naik turun bukit. Lumayanlah untuk ngasah undrenalin.
Aku sih tinggal ngikut saja. Lewat Kopeng  ya oke. Lewat Selo juga seneng-seneng saja. Pokoknya tidak ada halangan, lancar dan berasa nikmat dan satunya lagi yang tak kalah penting, dapat fokus yang bagus.