Selasa, 01 November 2011

Miskin Kultural

Tidak ada sesuatu yang sukses dilewati dengan cara-cara yang instan. Aral melintang, cobaan dan ujian silih berganti. Dari mulai rasa kecewa, tidak yakin menjalani usaha, terlalu menghitung resiko dan yang paling parah, ternyata kita malas untuk berusaha. Pasti, tidak akan pernah berhasil.
Kalimat pendek " Berani Melangkah" adalah kata kunci utama untuk menuju sukses. Orang Jawa senantiasa mengatakan "kalah cacak menang cacak" merupakan ungkapan semangat untuk memulai sesuatu tanpa melihat resiko yang belakangan akan dihadapi dan terjadi.
Kesempatan sudah berada di depan mata. Bantuan Tossa (kendaraan beroda tiga) program PNPM Mandiri sudah diberikan. Sayang jika tidak mampu memanfaatkan secara maksimal. KSM yang ditunjuk ternyata kurang memberikan respon positif. Banyak alasan yang mereka kemukakan tentang keberatannya menjalankan Tossa sebagai usaha jasa angkut. Mereka terlalu menghitung resiko, tidak memiliki jiwa "kalah cacak menang cacak" sebagaimana filosofi Jawa memberikan pengajaran. Aku berdoa semoga saja mereka bukan karena malas.
Aku, berusaha memberikan teladan, perilaku posistip dengan cara, menjalankan Tossa, mencari order jasa angkut. Dan ternyata, laku juga, tidak seperti yang mereka khawatirkan. Masyarkat merespon dengan baik. Mereka bersedia menggunakan jasa angkut Tossa. Bukti itu, sudah menjadi alat untuk mementalkan argumentasi mereka, bahwa jasa angkut sulit untuk cari konsumen.
Aku berpikir, apa mereka memang sengaja untuk mementalkan program ini sehingga akhirnya dianggap tidak berhasil. Bisa jadi, semua serba mungkin terjadi. Jika itu yang jadi alasan, betapa piciknya berperilaku seperti itu.
Atau mereka memang malas. Kalau seperti ini, aku menyimpulkan, bahwa kondisi ini indikator adanya kemiskinan kultural. Yakni, orang-orang miskin yang memang memiliki kultrur , budaya dan kebiasaan yang buruk dalam bidang ekonomi. Mereka malas.
Mungkin terlalu tergesa-gesa untuk menyimpulkan, mereka malas, yang tepat, mereka kurang kerja keras, kurang motivasi atau kurang apapun. Aku berusaha dan mencoba memberikan motivasi. Ya memotivasi agar mereka mau bergerak menjalankan apa yang sudah ada di depan mata. Mereka tidak perlu pusing memikirkan modal. Mereka tidak perlu pusing dengan setoran. Mereka menjalankan Tossa untuk memenuhi kebutuhan mendasar sebagai manusia. Masih banyak yang perlu dikemukakan, tetapi semua kembali pada sikap mereka. Semoga semuanya berubah menuju arah yang positif.