Senin, 17 Oktober 2011
"Semarang Setara" menjadi sebuah slogan pada era kepemimpinan Walikota Sumarmo. Pembangunan fisik begitu sangat menonjol. Lapangan Simpang Lima sebagai ikon kota mendapat perhatian besar. Fasilitas umum terbesar ini mencoba untuk dikembalikan sebagaimana mestinya.
Fasilitas olah raga mencoba untuk disediakan di lapangan Simpang Lima, tentu saja harapannya masyarakat dapat memanfaatkan untuk kegiatan olah raga. Area untuk pejalan kaki diperlebar sehingga menambah kenyamanan bagi pejalan kaki. Lapangan di jantung kota Semarang ini kelihatannya akan memberi kenyamanan yang sebelunya belum pernah di dapat. Karena harus berebut dengan para pedagang kaki lima.
Pembangunan lainnya adalah normalisasi sungai Banjir Kanal Barat. Mulai pada sebelah selatan hingga menuju muara sungai, Banjir Kanal diperlebar dan ke depan akan dilengkapi fasilitas wisata air. Sementara, pada kanal-kanal kecil yang tersebar di tengah penjuru kota. Walikota Sumarmo juga memberi perhatian yang cukup strategis, yakni, mulai dilakukannya pengerukan-pengerukan, sehingga kanal-kanal tersebut kembali berfungsi sebagai saluran dalam kota sehingga Semarang tidak dikepung banjir.
Pada penataan Pedagang Kaki Lima, Pemerintah Kota Semarang serius melakukan penataan. Hal ini terbukti dengan dibangunnya beberapa selter khusus PKL, seperti yang dibangun di kawasan Taman KB, sekitar Simpang Lima. Toh demikian, dalam penataan PKL ini, tetap saja sebagian merasa tidak puas. Khususnya yang terkena dampak dan tak tertampng pada area yang diperuntukkan bagi pedagang kaki lima. Bahkan sebagioan merasa diping-pong dengan kebijkan penempatan PKL yang berubah-ubah tempat.
Rabu, 05 Oktober 2011
tossa wisata
KSM Tossa Wisata dengan anggota lima orang, Harto sebagai ketua, Didot sebagai sekretaris dan Siska sebagai Bendahara serta dua anggota, Abrori dan Rochimin.
Mereka memenuhi kriteria sebagai warga miskin, sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Faskel PNPM Kelurahan Miroto. KSM mendapatkan dana sebesar Rp 28.800.000,-. Dana ini dibelanjakan sebagai proposal yang diajukan. Yakni, penggunaannya untuk membeli angkutan Tossa sebanyak dua unit. Dan salah satunya sudah direalisasikan dengan harga Rp 17.790.000 mendapatkan potongan Rp.300 ribu.
Sementara yang tossa satunya, pembeliannya dengan cara kredit . Dengan uang muka sisa dari belanja. Dalam tabel daftar pinjaman dijelaskan, uang muka Rp 7,5 juta dengan cicilan sebanyak 36 kali, maka kewajiban membayar kredit sebesar Rp.500 ribu selama 36 bulan atau 3 tahun.
Persoalan kredit inilah yang sedikit membawa pelik. Pasalnya, bila tidak memiliki kemampuan membayar selama tiga kali berturut-turut, pihak dealer akan meminta kembali barang kredit tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)